Semangat besar dan mau belajar menjadi modal Karlina Kurniawati untuk menjalankan bisnisnya secara keberlanjutan. Wanita ini mempunyai bisnis menjual buah alpukat dengan payung usaha bernama Avocadron. Kepada Kompas.com Karlina menceritakan, dirinya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya mengurus rumah, anak dan suami. Dia mengaku, hanya aji mumpung saat mulai bisnis usaha alpukatnya tersebut.
Awalnya Karlina hanyalah sebagai pembeli setia alpukat yang setiap harinya harus mengonsumsi buah berwarna hijau ini sebagai santapan wajibnya.
Karlina memiliki anak pertama yang lahir secara prematur dengan berat 1,7 kilogram saja. Hingga memasuki usia 6 bulan, berat anak Karlina pun masih di kisaran 4,8 kilogram, masih jauh dari kata normal untuk berat badan anak ideal. Setelah menjalani pengecekan ke dokter dan membaca beberapa buku, Karlina disarankan untuk mengonsumsi makanan yang sehat yang dapat mendorong pertumbuhan berat badan anaknya. "Salah satunya adalah alpukat. Makanya saya mencari alpukat di seluruh Jakarta untuk saya makan, biar anak saya ketika ASI dapat terbantu dari sana," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/11/2020). Namun sayangnya, ketika dia mencari alpukat di Jakarta, belum ada yang sesuai dengan keinginannya. Setiap dia membeli, selalu saja ada yang gagal matang hingga busuk. Hingga di suatu hari, tepatnya ketika Desember 2016, Karlina mengunjungi ibunya di Yogyakarta. Di Kota Gudeg itu, dia mengosumsi alpukat yang dibeli dari tetangga ibunya. Dia menemukan bahwa selama membeli alpukat itu, dirinya belum pernah menemukan alpukat yang busuk.Dari sana dia berpikir untuk membekali pulang alpukat tersebut ke Jakarta. Akhirnya ide Karlina pun muncul. Untuk dapat menghemat ongkos kirim, ia pun membuka jasa pre order alpukat di media sosial. Kala itu, di tahun 2017 ia hanya menggunakan Path dan Facebook untuk memasarkan usaha kecilnya ini. Ternyata, sistem penjualan pre order alpukatnya disambut dengan baik. Pelanggan banyak bermunculan. Hingga di tahun 2017 tepatnya di bulan Februari, ia resmi membuka usaha, jual alpukat yang diberi nama Avocadron.
"Yang saya jual alpukat dan kebetulan nama anak saya itu Ron Daniel Dirgantara Sembiring, jadi saya gabungin saja jadilah Avocadron," ucapnya.
Seiring berjalanya waktu, suppliernya yang berasal dari Yogyakarta itu, tidak mampu lagi meladeni orderan Karlina. Akhirnya ia pun mencari suplier lain yang berasal dari pulau Sumatera persisnya di Lampung.
Selama menjalani usahanya tersebut, Karlina mampu menjual alpukat mulai dari 1.500 kilogram hingga 2.500 kilogram per minggu. Dia pun meraup omzet hingga ratusan juta rupiah.
"Puji Tuhan, omzet saya dapat sampai triple digit," tambahnya. Saat ini pun, Karlina dibantu oleh 10 karyawannya yang mengelola 1 toko, sekaligus layanan penjualan online. Tokonya terletak di daerah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, sementara toko onlinenya dia memanfaatkan beragam e-commerce sesuai Tokopedia dan Shopee. Semenjak bergabung di e-commerce pun dia sangat merasa terbantu. Terlebih lagi ketika, Tokopedia memiliki layanan Same Day Delivery, yang dapat mengirimkan barang di hari yang sama. "Jadi merasa terbantu sih saya. Apalagi di Tokopedia semua sudah tersistem, kita tinggal proses," ungkapnya. Selama pandemi ini pun, Karlina mengakui bisnisnya tidak terpukul, malah justru sebaliknya. Adanya wabah Covid-19 justru membuat semua orang lebih memperhatikan pola hidupnya dan salah satunya dengan memakan makanan yang bergizi sesuai alpukat. Karlina menyebut hingga saat ini penjualannya hanya sebatas Jabodetabek saja. Sesekali keluar kota sesuai Papua.
Hanya saja ketika ada pembeli yang berasal dari luar pulau Jawa atau jauh dari Jakarta, terlebih dahulu, dia harus membuat kesepakatan dengan pembelinya.
"Jadi kami buat dulu kesepakatannya. Kayak kemarin ke Papua, kami kasih tahu dulu semua risikonya entah itu rusak atau gimana, nah ketika mereka setuju bahwa kami tidak akan mengganti kerusakan, yah proses pengirimannya kami lanjut," jelas Karlina. Untuk itu, Karlina berharap agar usahanya ini dapat berkembang terus sehingga dapat menyentuh berbagai wilayah di Indonesia.
"Harapannya, semua masyarakat Indonesia dapat memakan alpukat ini, entah itu di Sabang ataupun Marauke," pungkas dia.
Waspada Keyloger Ada di Sekitar Anda, Jangan Sembarangan Menginput Password
Contoh Penerapan Algoritma Enkripsi AES di Pemrograman PHP