Informasi Seputar Bisnis Indonesia

Kamis, 17 Desember 2020

Paling Baru, Indonesia Diprediksi Dibanjiri Kendaraan Listrik dan Otonom Beberapa Tahun ke Depan

Paling Baru, Indonesia Diprediksi Dibanjiri Kendaraan Listrik dan Otonom Beberapa Tahun ke Depan

Beberapa dekade ke depan, alat transportasi di Indonesia akan dibanjiri oleh kendaraan listrik dan otonom.

Sebab, disrupsi teknologi yang terjadi saat ini juga membekali perubahan besar pada sektor transportasi di Indonesia.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto mengatakan, beberapa dekade dari sekarang Indonesia akan menghadapi implementasi besar-besaran kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), connected-autonomous vehicles atau kendaraan otonom terkoneksi (CAV), dan Mobility as a Service (MaaS).

“Ada empat fitur utama yang menandai tren transportasi dan mobilitas masa depan, yakni autonomous, connected, electrified, and shared (ACES), belum lagi potensi teknologi blockchain yang dapat melengkapi fitur-fitur ini dalam waktu dekat,” ujar Heru dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/12/2020).

Indonesia saat ini tengah berada dalam fase ke-4 evolusi transportasi perkotaan, di mana platform ride-hailing (layanan online) menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

“Layanan kendaraan online adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya,” kata Heru.

Inovasi teknologi di berbagai negara di seluruh dunia masih berlangsung dalam bentuk dan kecepatan yang berbeda-beda berdasarkan faktor sosial ekonomi, norma sosial budaya, pembangunan infrastruktur transportasi perkotaan, serta kualitas dan ketersediaan angkutan umum.

Indonesia saat ini tengah membangun proyek Kereta Cepat yang pertama sepanjang 140 kilometer dengan rute Jakarta-Bandung.

Bila dibandingkan dengan China yang telah memiliki jaringan kereta cepat hingga 36.000 kilometer, Indonesia memang masih ketinggalan.

Namun demikian, inovasi teknologi di sektor transportasi terus dilakukan.

Bahkan, penelitian dan pengembangan kendaraan listrik tanpa pengemudi atau kendaraan listrik otonom juga menjadi perhatian pemerintah Indonesia.

Sementara itu, Guru Besar ITB Bambang Riyanto Trilaksono menambahkan, hingga 2025, diperkirakan ada 10 juta kendaraan listrik otonom akan digunakan di jalan.

“Dalam satu dekade, fully autonomous vehicle merupakan keniscayaan,” kata Bambang.

Sejumlah negara di dunia telah menjalani uji coba penggunakan kendaraan listrik otonom, sesuai di Singapore dan Amerika Serikat.

“Ada sejumlah gap kalau Indoneisa ingin menerapkan AV di ibukota baru dan kota-kota besar lainnya yang terkait regulasi, infrastruktur, teknologi dan inovasi, dan penerimaan konsumen,” ungkap dia.

Untuk itu, Bambang melanjutkan, diperlukan guidance, framework agar kendaraan otonom dapat dioperasikan di ibu kota negara baru dan kota-kota besar di Indonesia.

Ia menegaskan, kesiapan teknologi diperlukan standar. Selain itu, pemerintah perlu menjalani studi banding terkait regulasi kendaraan listrik otonom di beberapa negara.

“Terutama menyangkut keselamatan sangat penting diperhatikan,” ujar Bambang.

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya

Aktifkan

Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini

Ini Berbagai Macam Jenis Iklan di Internet yang Perlu Kamu Ketahui

Mengenal Pengertian dan Istilah Syntax Dalam Pemrograman

Share:

Rabu, 16 Desember 2020

Bagaimana Bisa? Optimistis, The Fed Proyeksi Ekonomi AS Membaik ke Level 4,2 Persen di 2021

Bagaimana Bisa? Optimistis, The Fed Proyeksi Ekonomi AS Membaik ke Level 4,2 Persen di 2021

Bank sentral AS, The Fed menaikkan proyeksi ekonomi AS untuk akhir tahun 2020 dan 2021 mendatang. Dalam ringkasan proyeksi ekonomi bank sentral, The Fed memperkirakan ekonomi - 2,4 persen pada 2020. Proyeksi ini meningkat dari yang sebelumnya - 3,7 persen pada September 2020 lalu. The Fed juga memperkirakan PDB riil pada 2021 menjadi 4,2 persen dari 4,0 persen yang diperkirakan sebelumnya.

Tak hanya soal pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran AS juga diperkirakan membaik. The Fed yang dipimpin oleh Jerome Powell memprediksi tingkat pengangguran turun menjadi 6,7 persen tahun ini. Angka tersebut lebih baik ketimbang 7,6 persen yang diprediksi sebelumnya.Lalu, tingkat pengangguran akan lebih baik pada 2021. Berdasarkan perkiraan, pengangguran AS menjadi 5 persen pada 2021. Lebih menarik dibanding perkiraan The Fed sebelumnya, yakni 5,5 persen.

The Federal Open Market Committee (FOMC) menyatakan, bakal terus membeli obligasi minimal 120 miliar dollar AS setiap bulan.

"Pembelian obligasi dilakukan sampai kemajuan substansial lebih lanjut, sesuai dengan target maksimum tingkat ketenagakerjaan dan stabilitas harga dari Komite," tulisnya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNBC, Kamis (17/12/2020).

Prediksi The Fed berlanjut ke inflasi. Pada 2020 ini, inflasi diprediksi rendah di level 1,2 persen. Namun akan sedikit meningkat jadi 1,8 persen pada 2021. Peningkatan ini di atas perkiraan sebelumnya yang hanya sebesar 1,7 persen. Inflasi inti diperkirakan pada level 1,4 persen tahun ini dan 1,8 persen pada tahun depan. Proyeksinya naik dari 1,4 persen dan 1,7 persen sebelumnya. Sementara soal suku bunga acuan, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada bulan Desember. Penahanan dilakukan usai The Fed memangkasnya nyaris ke level 1 persen pada Maret 2020 merespons pandemi Covid-19.

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya

Aktifkan

Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini

Waspada Keyloger Ada di Sekitar Anda, Jangan Sembarangan Menginput Password

Berkenalan Dengan Istilah Information Retrival Pada Pemrograman

Share:

Selasa, 15 Desember 2020

Tahukah Kamu? Diversikasi Pangan, Bulog Bikin Produk Beras Singkong

Tahukah Kamu? Diversikasi Pangan, Bulog Bikin Produk Beras Singkong

Perum Bulog meluncurkan produk baru berupa beras singkong dengan merek Besita, singkatan dari beras singkong petani.

Ini sebagai upaya diversifikasi pangan nasional dengan memanfaatkan singkong sebagai salah satu sumber pangan.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, potensi Indonesia yang kaya akan produksi singkong harus dimanfaatkan sebagai diversifikasi pangan.

Selama ini, Indonesia masih sangat ketergantungan terhadap beras dan dapat memicu permasalahan ketahanan pangan nasional.

"Maka kami melalui kerjasama dengan berbagai pihak telah memulai pengembangan singkong," ujar Budi dalam keterangan resminya, Rabu (16/12/2020).

Budi mengatakan, produksi lahan singkong Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia dan sangat melimpah.

Sehingga memang dibutuhkan suatu gagasan untuk menciptakan alternatif pangan di luar beras.

Budi menjelaskan, sekitar 85 persen dari luas lahan singkong dunia dimiliki oleh Indonesia, yang tersebar di Sumatera, Maluku, Sulawesi, Papua, dan Jawa.

Tingkat produktivitas pun sangat tinggi, sehinnga Indonesia memiliki potensi singkong yang sangat besar.

Oleh karena itu, Bulog memposisikan diri sebagai promotor dan fasilitator produk serta hasil olahan singkong untuk mendukung program diversifikasi pangan agar terwujudnya ketahanan pangan.

“Kami yakin singkong dapat menjadi alternatif pangan yang menjanjikan dan dapat menjadi kunci ketahanan pangan kedepannya. Banyak keunggulan dari pangan singkong dan produk turunannya yang dapat menjadi faktor penguat agar pangan singkong dapat diminati oleh masyarakat," jelas dia.

Dalam mendukung pengembangan industri singkong di Indonesia, Bulog menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) dalam pembuatan beras singkong.

Beras singkong dibuat dari 80 persen bahan baku singkong yang ditepungkan, lalu 20 persen lainnya merupakan pencampuran tepung tapioka, yang kemudian bahan tersebut dicetak dengan teknologi ekstrusi.

Besita diyakini memiliki kandungan karbohidrat atau energi yang setara dengan beras, sehingga asupan energi akan tercukupi.

Selain itu, memiliki bentuk dan rasa menyerupai beras sehingga dapat memenuhi selera konsumen.

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya

Aktifkan

Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini

Cara Reset Canon IP 2770 Paling Mudah

Contoh Penerapan Algoritma Enkripsi AES di Pemrograman PHP

Share:

Senin, 14 Desember 2020

Paling Baru, Bandara Changi Bakal Jadi Pusat Distribusi Vaksin ke Asia Tenggara

Paling Baru, Bandara Changi Bakal Jadi Pusat Distribusi Vaksin ke Asia Tenggara

Bandara Changi, Singapura, bakal menjadi pusat distribusi vaksin Covid-19 untuk Asia Tenggara. Singapura kini tengah meningkatkan kapasitas pendinginnya dan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Changi Ready Task Force untuk mengawasi proyek tersebut. Mengutip Nikkei Asia, Selasa (15/12/2020), Changi Ready Task Force merupakan konsorsium dari 18 perusahaan, termasuk Otoritas Penerbangan Sipil Singapura dan operator bandara, Changi Airport Group.

Misi satgas adalah meningkatkan fasilitas dan meningkatkan koordinasi di seluruh industri dan memperlancar proses pengiriman vaksin Covid-19. Jasa kargo untuk pengiriman vaksin ini berdampak baik untuk industri penerbangan lokal, yakni menopang kinerja industri yang tertekan akibat kurangnya lalu lintas udara menyusul karantina wilayah (lockdown) akibat Covid-19. Pengiriman produk-produk medis bukan hal baru bagi Bandara Changi. Dalam beberapa tahun terakhir, bandara internasional itu telah berkutat dalam bisnis kargo produk kesehatan. Untuk vaksin Covid-19, perusahaan telah menetapkan belanja modal secara independen. Nantinya Changi Airport akan berfungsi sebagai pusat pengiriman vaksin yang berasal dari wilayah sesuai AS dan Eropa.

Dua vaksin yang segera didistribusi ke beberapa negara membutuhkan suhu yang sangat dingin. Vaksin Pfizer dan BioNTech misalnya, harus disimpan pada suhu - 70 C.

Sedangkan vaksin yang dikembangkan Moderna harus disimpan pada suhu - 20 C. Menurut Changi Airport Group, vaksin tersebut akan didistribusikan ke Asia Tenggara dan Oseania. Pengaturan ini akan mendukung kota-kota terpencil di Asia Tenggara yang tertinggal dalam pembangunan infrastruktur logistik. Memang, Changi telah berkembang menjadi pusat Asia yang menghubungkan wisatawan Barat dan Asia ke negara penjuru dunia. Sayangnya, pandemi menyebabkan seluruh dunia memberlakukan kontrol perbatasan yang berdampak pada lalu lintas penumpang turun sejak Maret. "Setelah vaksin didistribusikan, perjalanan udara akan pulih kembali, yang akan mengarah pada pemulihan lalu lintas penumpang," pungkas Direktur Pelaksana Changi Airport Group, Lim Ching Kiat.

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya

Aktifkan

Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini

Mengatasi Whatsapp Business Sering Error dan Diblokir Sendiri

Contoh Penerapan Algoritma Enkripsi AES di Pemrograman PHP

Share:

Advertisement

BTemplates.com

Blog Archive