Informasi Seputar Bisnis Indonesia

Jumat, 01 Januari 2021

Cari Tahu, [POPULER MONEY] Iuran BPJS Kesehatan Kelas III Naik | Subsidi Listrik PLN Diperpanjang

Cari Tahu, [POPULER MONEY]  Iuran BPJS Kesehatan Kelas III Naik | Subsidi Listrik PLN Diperpanjang

1. Iuran BPJS Kesehatan Kelas III Naik Hari Ini, Berikut Rinciannya

Iuran tarif program jaminan kesehatan nasional BPJS Kesehatan untuk kelas III naik mulai hari ini, Jumat (1/1/2021). Iuran tersebut diatur diatur dalam Perpres Nomor 64 Tahun 2020.

Dengan begitu, tarif yang dibayarkan peserta naik menjadi Rp 35.000 dari yang sebelumnya Rp 25.500.

Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma'ruf beberapa waktu lalu mengatakan, sebetulnya tidak ada kenaikan dalam iuran BPJS Kesehatan kelas III, yakni sebesar Rp 42.000.

Selengkapnya baca di sini

2. PLN Tebar Diskon Listrik, Ini Cara Mendapatkannya!

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN kembali memberikan bantuan berupa keringanan biaya listrik kepada masyarakat, baik pelanggan rumah tangga juga bisnis dan industri di masa pandemi Covid-19.

Stimulus tersebut diberikan untuk pelanggan rumah tangga daya 450 VA dengan diskon 100 persen tagihan listrik.

Lalu diskon 50 persen tagihan listrik bagi pelanggan kategori daya 900 VA bersubsidi.

Kemudian, diskon tagihan listrik sebesar 100 persen turut diberikan bagi pelanggan bisnis dan industri daya 450 VA.

Nah, bagaimana cara memperolehnya? SImak di sini

3. Pesan Menteri PANRB kepada ASN di 2021: Keluar dari Zona Nyaman

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo mengajak para ASN untuk tetap semangat dan fokus dalam peningkatan kinerja di tahun 2021.

Kementerian PANRB, menurut Tjahjo, terus berusaha mewujudkan birokrasi yang dinamis dan berkelas dunia.

Sesuai visi Presiden Joko Widodo dalam pembangunan SDM dan penyederhanaan birokrasi, kecepatan melayani dan pemberian izin bagi pelaku usaha adalah hal yang utama.

Untuk itu, ia meminta seluruh pegawai pemerintah di pusat dan daerah agar menghilangkan pola pikir linier, monoton, dan keluar dari zona nyaman dengan membuat terobosan-terobosan baru yang inovatif.

Simak selengkapnya di sini

4. 5 Tips Agar Keuangan Membaik di Tahun 2021

Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, memasuki tahun yang baru di tahun 2021, masalah keuangan harus dipersiapkan secara matang. Apalagi sejak adanya pandemi membuat kondisi keuangan tidak sehat alias bermasalah.

Financial Consultant Prita Hapsari Ghozie membeberkan beberapa hal yang harus diperhatikan agar keuangan Anda di 2021 dapat terencana dengan baik.

"Pertama adalah pertahankan sumber pendapatan. Dengan berhasil mempertahankan sumber pendapatan, maka kita dapat membentuk cashflow," ujar Prita.

Apalagi tips lainnya? Baca di sini

5. Mulai 7 Januari 2021, Subsidi Listrik PLN Diperpanjang hingga Maret

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN memperpanjang pemberian stimulus berupa bantuan keringanan biaya listrik bagi masyarakat. Stimulus ini berlaku mulai 7 Januari 2021 hingga akhir Maret 2021.

Stimulus diberikan kepada 32 juta pelanggan rumah tangga daya 450 VA dan 900 VA bersubsidi. Serta kepada 459.000 pelanghan bisnis dan industri daya 450 VA.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan, perpanjangan program subsidi tagihan listrik ini merupakan upaya pemerintah untuk meringankan beban kelompok masyarakat tidak mampu dan rentan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Selengkapnya simak di sini

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya

Aktifkan

Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini


(KOM)

Share:

Parah! PNBP Perikanan Tangkap Capai Rp 600,4 Miliar

Parah! PNBP Perikanan Tangkap Capai Rp 600,4 Miliar

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) perikanan tangkap pada 2020 meningkat. Hingga 31 Desember 2020, PNBP perikanan tangkap hingga Rp 600,4 miliar. Angka tersebut melampaui capaian total PNBP tahun 2019, yang sebanyak Rp 521,37 miliar. Namun, Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Muhammad Zaini menyampaikan, persentase capaian PNBP tahun 2020 masih belum hingga target. Persentasenya baru 66,69 dari target yang telah ditetapkan Rp 900,3 miliar.

Kendati demikian, peningkatan mesti disyukuri lantaran PNBP terkumpul dari banyaknya permohonan izin perikanan tangkap yang masuk melalui sistem informasi izin layanan cepat (SILAT).

"Layanan perizinan melalui SILAT ini telah kita inisiasi sejak tahun 2019 lalu. Tidak hanya proses cepat selama satu jam, kita juga buka layanan ini 24 jam pada hari kerja mengingat banyaknya permohonan izin yang masuk," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (1/1/2021).

Zaini menuturkan, cepatnya pembuatan izin kapal ini sejalan dengan Undang-Undang Cipta Kerja. Kata Zaini, omnibus law UU Ciptaker semakin melegitimasi percepatan perizinan tersebut dan memberi kemudahan bagi pelaku usaha. "Selain itu, mengintegrasikan perizinan usaha perikanan tangkap kepada satu lembaga, yaitu KKP," ungkap Zaini. Sejak diluncurkan 31 Desember 2019 lalu, KKP mencatat sudah ada 8.438 dokumen perizinan usaha perikanan tangkap yang telah diterbitkan. Dokumen tersebut terdiri dari 2.499 surat izin usaha perikanan (SIUP), 5.516 surat izin penangkapan ikan (SIPI), dan 423 surat izin kapal pengangkut ikan (SIKPI). Meski demikian, evaluasi perizinan ini bakal terus dilakukan.

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya

Aktifkan

Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini


(KOM)

Share:

Sedang Viral, PNBP Perikanan Tangkap Capai Rp 600,4 Miliar

Sedang Viral, PNBP Perikanan Tangkap Capai Rp 600,4 Miliar

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) perikanan tangkap pada 2020 meningkat. Hingga 31 Desember 2020, PNBP perikanan tangkap hingga Rp 600,4 miliar. Angka tersebut melampaui capaian total PNBP tahun 2019, yang sebanyak Rp 521,37 miliar. Namun, Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Muhammad Zaini menyampaikan, persentase capaian PNBP tahun 2020 masih belum hingga target. Persentasenya baru 66,69 dari target yang telah ditetapkan Rp 900,3 miliar.

Kendati demikian, peningkatan mesti disyukuri lantaran PNBP terkumpul dari banyaknya permohonan izin perikanan tangkap yang masuk melalui sistem informasi izin layanan cepat (SILAT).

"Layanan perizinan melalui SILAT ini telah kita inisiasi sejak tahun 2019 lalu. Tidak hanya proses cepat selama satu jam, kita juga buka layanan ini 24 jam pada hari kerja mengingat banyaknya permohonan izin yang masuk," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (1/1/2021).

Zaini menuturkan, cepatnya pembuatan izin kapal ini sejalan dengan Undang-Undang Cipta Kerja. Kata Zaini, omnibus law UU Ciptaker semakin melegitimasi percepatan perizinan tersebut dan memberi kemudahan bagi pelaku usaha. "Selain itu, mengintegrasikan perizinan usaha perikanan tangkap kepada satu lembaga, yaitu KKP," ungkap Zaini. Sejak diluncurkan 31 Desember 2019 lalu, KKP mencatat sudah ada 8.438 dokumen perizinan usaha perikanan tangkap yang telah diterbitkan. Dokumen tersebut terdiri dari 2.499 surat izin usaha perikanan (SIUP), 5.516 surat izin penangkapan ikan (SIPI), dan 423 surat izin kapal pengangkut ikan (SIKPI). Meski demikian, evaluasi perizinan ini bakal terus dilakukan.

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya

Aktifkan

Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini


(KOM)

Share:

Info Terkini, Agit Bangun Bisnis Sepatu, dari Sekadar Hobi Jadi Mendunia

Info Terkini, Agit Bangun Bisnis Sepatu, dari Sekadar Hobi Jadi Mendunia

Agit Bambang Suswanto adalah pendiri dan owner Amble Footwear, sebuah merek dengan lini produk sepatu kulit dan apparel 100 persen asli Indonesia. Pria asli Bandung itu merintis usahanya sejak tahun 2009, ketika dia masih kuliah semester III jurusan manajemen di salah satu universitas swasta. Agit membuktikan, kuliah manajemen dapat menggeluti bisnis di sektor ekonomi kreatif. Agit, sapaan akrabnya, berkisah, ide jualan sepatu muncul ketika dia menerima uang saku dari beasiswa kuliah Rp 1,5 juta per bulan. Karena banyak kebutuhan, Agit segera memboyong uang itu ke Cibaduyut, yang dikenal sebagai pusat pembuatan sepatu di Bandung.

Di Cibaduyut, Agit memesan 13 pasang sepatu. Desainnya dia tentukan sendiri, mengingat Agit cinta sepatu kulit. Sayang, kecintaannya tak sampai jadi kolektor, lantaran merek sepatu luar negeri favoritnya sesuai Dockmart dan Clarks dibanderol dengan harga fantastis. "Saya kepikiran buat dapat bikin sendiri, develop (mengembangkan) sendiri, dan untuk dijual. Karena Bandung, kan, salah satunya punya sentra sepatu, kayaknya dapat dicoba untuk develop sepatu sendiri," cerita Agit saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/1/2021). Dulu, eksistensi media sosial sesuai Instagram dan Youtube tidak sepesat saat ini. Agit memilih forum Kaskus sebagai lapak dagang. Berhubung di forum itu belum banyak yang menjual sepatu berdesain premium dengan harga yang ramah kantong. Sekalipun ada, paling-paling hanya sepatu KW dan bekas. Harga yang ditawarkan mulai Rp 175.000 hingga Rp 275.000. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Belum tiga hari, sepatunya ludes terjual. Begitupun ketika dia menambah basis pelanggannya di kampus. Sepatu kulit buatannya disambut baik oleh teman-teman sepermainan dan kerabat.

Permintaan datang

Makin hari, sepatu Amble makin diminati. Tantangan Agit bukan lagi soal demand atau basis pelanggan, tapi inovasi dan kapasitas produksinya. Cibaduyut yang menjadi titik awal produksi, rasanya sudah tidak dapat diandalkan sepenuhnya. Sepahaman Agit, pengrajin di Cibaduyut kesulitan mengikuti sistem produksi yang terintegrasi. Agit yang ingin mengembangkan bisnis lebih besar tidak dapat lagi menggunakan cara-cara konvensional, sudah mesti biayanya lebih tinggi. Dia berpikir untuk merekrut beberapa orang dan membuat workshop hingga tahun 2015, sebelum akhirnya mengandalkan partner lain untuk meningkatkan produksi. Agit menyuplai hasil produksi ke beberapa retailer. "Dari situ sudah lumayan cukup jalan kapasitasnya, akhirnya di-handle tim lain yang mengandalkan partner," papar Agit.

Untuk meningkatkan permintaan, dia mengumpulkan testimoni dari para pelanggan. Testimoni itu disematkannya ke forum jual beli agar orang-orang yakin bahwa Amble adalah penjual tepercaya. Dia juga mengandalkan jejaring Twitter.

Bukan cuma testimoni, Agit nampaknya begitu perfeksionis jika soal foto produk. Meski lulusan manajemen, dia belajar banyak dari temannya yang notabene mahasiswa jurusan desain komunikasi visual dan fotografer. Kemudian, ditawarkannya sepatu-sepatu itu 25 persen lebih murah 75 persen dari merek luar negeri. Dengan desain yang ciamik tentunya. Desain sepatu kulit yang terkesan monoton dan "kebapak-bapakan", diubah jadi senyaman sneaker. "Ini cukup direspons dengan baik. Kita juga memberi garansi, bagaimana caranya orang kalau beli sepatu di Amble rasanya kayak beli sepatu di toko," tuturnya. Garansi itu dapat dimanfaatkan pelanggan bila ukuran sepatu kekecilan atau terlampau besar, selama stok masih ada. Jikapun habis, pelanggan harus bersedia menunggu.

Manfaatkan teknologi

Sejak awal, Agit paham betul pentingnya teknologi bagi pengembangan bisnis. Mulai dari Google Ads, Google Display Network, hingga pembuatan website dipelajarinya secara otodidak. Agit juga belajar banyak dari teman-temannya. Strategi yang mengarah ke digital ini membuat Amble Footwear tak memperbanyak toko fisik. Agit mengaku, Amble hanya memiliki satu toko fisik di Bandung. Sisanya dia jual melalui website dan platform belanja online (e-commerce). Di manajemen rantai pasok (supply chain management), Agit menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan logistik, JNE. Untuk membuat gudang sepatu sendiri, Agit memperkirakan butuh lahan sekitar 1.000 meter persegi. "Gudang dan logistiknya Amble sudah dihandle JNE. Kalau seharusnya bangun warehouse, (mungkin) sekitar 1.000 m2. Tapi sekarang dihandle (JNE), mulai dari penerimaan vendor pabrik sampai pengiriman ke customer (pelanggan)," ungkap Agit.

Bertahan saat pandemi

Punya jiwa gigih, pandemi Covid-19 bukan menjadi ungkapan Amble berhenti bergerak. Agit dengan cepat beralih produksi membuat masker dari bahan sepatu yang masih ada. Dengan begitu, pemasukan tetap ada meski orang-orang menahan diri untuk membeli sepatu. Kini, dia sudah memiliki sekitar 25 orang karyawan. Sepatu buatannya pun sudah diekspor ke Malaysia hingga negara-negara di Benua Eropa. Dalam sebulan, Amble Footwear dapat menjual 1.000 hingga 2.000 sepatu yang dijual dengan harga bervariasi. Sepatu wanita dibanderol Rp 250.000 - Rp 550.000, sedangkan sepatu pria seharga Rp 299.000 - Rp 599.000. "Kalau dibilang di awal di 3 bulan pertama (sejak pandemi Cobvid-19) penjualan (sempat) turun. Tapi setelah shifting (membuat masker) mulai menanjak, dan sekarang sudah stabil," pungkasnya.

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya

Aktifkan

Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini


(KOM)

Share:

Advertisement

BTemplates.com

Blog Archive