Informasi Seputar Bisnis Indonesia

Jumat, 15 Januari 2021

Tidak Disangka, Susul Huawei, Kini Giliran Xiaomi Masuk Daftar Hitam AS

Tidak Disangka, Susul Huawei, Kini Giliran Xiaomi Masuk Daftar Hitam AS

Produsen ponsel asal China, Xiaomi, telah masuk dalam daftar hitam AS menyusul Huawei. Masuknya Xiaomi ke dalam daftar hitam perdagangan membuat investasi dari AS ke perseroan menjadi dibatasi. Mengutip Nikkei Asia, Sabtu (16/1/2021), Presiden Donal Trump yang bakal habis masa jabatannya meningkatkan hubungan tidak baik antara AS dengan China. Trump justru mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap kepentingan perusahaan-perusahaan China. Diketahui, Departemen Pertahanan AS telah memasukkan Xiaomi ke dalam daftar hitam sejak Kamis (14/1/2021) karena diduga ada hubungan kuat dengan militer China.

Produsen chip teratas asal negeri Tirai Bambu, Semiconductor Manufacturing International Corp juga telah dimasukkan ke dalam daftar hitam untuk membatasi bisnisnya dengan perusahaan AS. AS bahkan memaksa para investor untuk menjual saham mereka dari perusahaan-perusahaan tersebut. Diduga blacklist atas Xiaomi datang ketika perseroan membuat rencana ambisius untuk pertumbuhan secara global. Pada kuartal III 2020, Xiaomi berhasil mengalahkan produsen ponsel asal AS, Apple, dari segi penjualan/pengiriman ponsel. Xiaomi menjadi pembuat ponsel terbesar ketiga di dunia pada saat itu, mengungguli raksasa teknologi AS itu dari tiga besar global untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir. Xiaomi juga telah melakukan pemesanan agresif dengan para pemasok. Harapannya, perseroan mampu meraih pangsa pasar yang hilang dari Huawei di tengah tindakan keras AS.Menanggapi blacklist AS, Xiaomi membantah terafiliasi oleh militer China. Pembuat ponsel yang dijuluki Apple-nya China ini boleh dibilang berhasil mengukir namanya sebagai pabrikan ponsel dengan spesifikasi premium, akan tetapi harganya terjangkau. Tak heran, perusahaan memegang posisi teratas di beberapa pasar handset, sesuai India. Xiaomi juga merupakan salah satu klien terkemuka dari dua pengembang chip seluler terbesar di dunia, Qualcomm AS dan Mediatek Taiwan.

Smartphone andalan terkininya dengan tipe Mi 11 yang diluncurkan pada Desember ini, menggunakan prosesor seluler paling premium Qualcomm, sistem-on-chip Snapdragon 888 5G.

Larangan Trump

Sementara itu, Trump telah menuduh China semakin mengeksploitasi ibu kota AS. Menyusul blacklist terhadap Xiaomi, Trump melarang warga AS untuk memiliki sekuritas secara langsung atau melalui dana, di perusahaan yang dianggap memiliki hubungan dengan militer China. Larangan itu berlaku mulai 11 Januari 2021 kemarin.

Sedangkan bagi investor yang telanjur memiliki aset secara itu, diberi waktu hingga November 2021 untuk melepaskan/menjualnya. Tercatat, investor utama Xiaomi berasal dari AS. Beberapa sesuai Vanguard Group, BlackRock Institutional Trust Company, Wells Capital Management, dan Geode Capital Management. Atas perintah Trump, harga saham perusahaan turun 9 persen di bursa Hong Kong. Selain Xiaomi, Departemen Pertahanan AS juga menyebut beberapa perusahaan yang terafiliasi dengan militer China. Di antaranya termasuk Advanced Micro-Equipment Fabrication Co atau dikenal sebagai AMEC. AMEC merupakan salah satu unggulan nasional China dalam peralatan chip. Perusahaan ini telah terdaftar di papan STAR tech-heavy Shanghai sejak 2019. SMIC dan Yangtze Memory Technologies, telah mempercepat penggunaan peralatan chip buatan sendiri sesuai yang diproduksi oleh AMEC, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada peralatan Amerika. Perusahaan lainnya yang masuk daftar hitam adalah Commercial Aircraft Corporation of China. Pabrikan pesawat itu ditujukan untuk bersaing dengan Boeing dan Airbus. Sejauh ini, tak kurang lebih dari 40 entitas China telah dicurigai sebagai perusahaan militer. Termasuk di antaranya operator seluler China Mobile dan China Telecom; pembuat kamera pengintai top dunia, Hikvision; dan pembuat pembuat server China terkemuka, Inspur.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Waspada Keyloger Ada di Sekitar Anda, Jangan Sembarangan Menginput Password

Mengenal Pengertian dan Istilah Syntax Dalam Pemrograman


(KOM)(MLS)

Share:

Kamis, 14 Januari 2021

Waduh! Rincian Harga Emas Batangan 0,5 Gram hingga 1 Kg di Pegadaian

Waduh! Rincian Harga Emas Batangan 0,5 Gram hingga 1 Kg di Pegadaian

Harga emas batangan Antam pecahan 2 gram di PT Pegadaian (Persero) pada hari ini, Jumat (15/1/2021), dibanderol seharga Rp 1.932.000.

Mengutip data perdagangan harga emas 24 karat di Pegadaian, harga emas batangan Antam pecahan 2 gram ini mengalami penurunan dibandingkan kemarin.

Pegadaian tidak merilis harga emas batangan Antam untuk pecahan 0,5 gram, 1 gram, dan 1.000 gram.

Sementara itu, harga emas batangan yang dirilis PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) pecahan 1 gram dijual seharga 935.000. Lalu, pecahan 0,5 gram dijual seharga Rp 499.000 dan pecahan 2 gram seharga Rp 1.855.000.

Sebagaimana emas Antam, emas batangan 24 karat UBS juga mengalami penurunan pada hari ini.

Pegadaian juga menyediakan pembelian emas Antam versi Batik dan Retro. Berikut daftar harga emas Antam, Antam Retro, dan UBS.

Berikut harga emas hari ini, 15 Januari 2021 di Pegadaian:

Harga emas Antam

Harga emas 2 gram: Rp 1.932.000

Harga emas 3 gram: Rp 2.870.000

Harga emas 5 gram: Rp 4.794.000

Harga emas 10 gram: Rp 9.440.000

Harga emas 25 gram: Rp 23.467.000

Harga emas 50 gram: Rp 46.850.000

Harga emas 100 gram: Rp 93.619.000

Harga emas UBS

Harga emas 0,5 gram: Rp 499.000

Harga emas 1 gram: Rp 935.000

Harga emas 2 gram: Rp 1.855.000

Harga emas 5 gram: Rp 4.851.000

Harga emas 10 gram: Rp 9.115.000

Harga emas 25 gram: Rp 22.740.000

Harga emas 50 gram: Rp 45.385.000

Harga emas 100 gram: Rp 90.735.000

Harga emas 250 gram: Rp 226.768.000

Harga emas 500 gram: Rp 453.001.000

Harga emas 1.000 gram (1 kg): Rp 905.023.000

Sementara untuk tabungan emas Pegadaian, untuk setiap 0,01 gram, Pegadaian menetapkan harga jual sebesar Rp 8.930 dan harga beli Rp 8.660.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Mengatasi Whatsapp Business Sering Error dan Diblokir Sendiri

Contoh Penerapan Algoritma Enkripsi AES di Pemrograman PHP


(KOM)(MLS)

Share:

Rabu, 13 Januari 2021

Bagaimana Bisa? Saham Anjlok Nyaris Auto Reject Bawah, Ini Analisis Teknikal KAEF dan INAF

Bagaimana Bisa? Saham Anjlok Nyaris Auto Reject Bawah, Ini Analisis Teknikal KAEF dan INAF

Pada penutupan perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (13/1/2021), saham Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF) terkoreksi yang cukup dalam hingga nyaris menyentuh batas auto reject bawah (ARB).Melansir RTI, KAEF dan INAF kompak turun 6,81 persen pada level 6.500. Sebelumnya KAEF meroket di awal pekan 20 persen dan di hari selanjutnya menguat 8,14 persen. Sementara INAF di awal pekan melonjak 25 persen di awal pekan, dilanjutkan menguat 11,6 persen di hari selanjutnya.Kedua manajemen perseroan juga kompak mengungkapkan penurunan harga saham yang cukup dalam hari itu murni karena mekanisme pasar dan tidak ada corporate action yang dilakukan perseroan secara khusus.

Menurut Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengungkapkan, kedua saham farmasi tersebut mengalami sentimen sell by news, atau aksi mayoritas pelaku pasar menjual saham tertentu berdasarkan spekulasi atau rumor, sehingga membuat harga sahamnya jatuh. “INAF terkena sentimen profit taking hari ini setelah vaksin mulai di distribusikan (sell on news), KAEF juga terkena profit taking (sell on news),” ungkap Hendriko, Rabu (13/1/2021).

Hendriko memproyeksikan INAF hari ini akan bergerak pada level support 5.850-6.280, dan resistan di level 7.400. Sementara KAEF berpeluang bergerak pada level support 6.000 - 6.400 dan resisten di level 7.600

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengungkapkan hari ini potensi pelemahan saham KAEF dan INAF masih membayangi. Meskipun tidak penurunan tidak sedalam kemarin, akan tetapi sentimen sell by news dan profit taking masih tetap berlanjut.

“KAEF dan INAF ada potensi koreksi karena sebelumnya sudah ada kenaikan cukup banyak dan investor pada melakukan profit taking, mungkin ada penurunan akan tetapi tidak besar,” kata Hans pagi ini.Hans mengungkapkan, sentimen penurunan harga saham INAF dan KAEF juga terpengaruh dari data yang menunjukkan efektifitas salah satu vaksin yang didistribusikan oleh INAF dan KAEF, Sinovac, hanya memiliki efektivitas 50,4 persen. “Jadi dua faktor tadi, dan ditambah efektifitas vaksin Sinovac yang 50,4 persen mendorong investor melakukan profit taking, apalagi sebelumnya saham farmasi sempat naik banyak,” tegas dia.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Waspada Keyloger Ada di Sekitar Anda, Jangan Sembarangan Menginput Password

Berkenalan Dengan Istilah Information Retrival Pada Pemrograman


(KOM)(MLS)

Share:

Selasa, 12 Januari 2021

Wow! Tahun Suram Boeing Masih Berlanjut

Wow! Tahun Suram Boeing Masih Berlanjut

Pabrikan pesawat asal AS, Boeing, masih berada di tahun-tahun suram. Usai tertimpa musibah akibat kecelakaan pesawat di Indonesia dan Ethiopia, kini pesanan pesawat pun banyak yang batal.

Mengutip Channel News Asia, Rabu (13/1/2021), pesanan yang dibatalkan yakni 105 pesawat jet tipe MAX dan 2 pesawat tipe 787. Jumlahnya tidak termasuk keputusan Alaska Airlines untuk membeli 23 jet Max lagi. Dengan begitu, pembeli sudah membatalkan pesanan sekitar 641 jet tipe MAX.

Boeing pun menghapus kontrak simpanan 523 jet lain yang dianggap tidak mungkin dipenuhi ketika standar akuntansi yang lebih ketat diterapkan.

Pada tahun ini, jumlah kotor pesanan pesawat hanya 184 jet, turun sebesar 25 persen dibanding tahun 2019. Pemesanan ini adalah yang terendah sejak tahun 1994.

Padahal pada Desember 2020, Boeing menerima pesanan sebanyak 90 pesawat, termasuk pesanan dari maskapai Ryanair untuk 75 pesawat 737 MAX.

Tipe ini merupakan pesawat berbadan sempit terlaris yang dibeli usai Boeing kembali diperbolehkan beroperasi setelah 20 bulan lamanya terpaksa dikandangkan.

Boeing juga menerima pesanan 7 pesawat jet tipe MAX dari pembeli tak dikenal dan 8 seri 777 freighters dari Deutsche Post AG DHL Express.

Adapun pengiriman pesawat Boeing ke seluruh dunia pada 2020 silam adalah 157 pengiriman, 60 persen lebih sedikit dibanding tahun 2019. Pengirimannya bahkan kurang dari 1/3 jika dibandingkan dengan saingannya, Airbus.

Data perusahaan menunjukkan, pengiriman pada tahun 2020 itu merupakan yang terendah dalam 43 tahun terakhir.

Secara keseluruhan sepanjang 2020, saingan Airbus itu mengirimkan total 157 pesawat, turun dari 380 pesawat pada 2019 dan 806 pesawat pada 2018 yang merupakan rekor bagi Boeing.

Sepanjang Desember 2020, perusahaan pembuat pesawat asal AS itu mengirimkan 39 pesawat, termasuk 27 jet 737 MAX, 1 pesawat patroli maritim P-8, dan 11 pesawat berbadan lebar.

Sebagai perbandingan, Airbus membukukan pengiriman sebanyak 566 jet pada tahun 2020. Besarnya angka pengiriman membuatnya tetap menjadi pabrikan pesawat terbesar di dunia, sebuah gelar yang dipegang Boeing dari tahun 2012 - 2018.

Meski begitu, pengiriman pesawat Airbus pada tahun 2020 turun 34 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Usai 20 bulan dikandangi, pengiriman pesawat Boeing tahun ini terhambat akibat pandemi Covid-19. Belum lagi adanya inspeksi intensif atas kekurangan produksi yang baru-baru ini terjadi.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id

Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id


(KOM)(MLS)

Share:

Advertisement

BTemplates.com

Blog Archive