Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berharap PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi yang mulai terakselerasi pada kuartal III 2021.
Meski, ekonomi baru akan benar-benar pulih pada tahun 2022.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, modal Bank BTN cukup kuat dalam bertahan di sektor pembiayaan properti tanpa perlu berevolusi menjadi bank yang universal.
Berdasarkan kajian detail, ternyata pertumbuhan segmen perumahan dan customer based yang dapat digarap dari value chain perumahan, Bank BTN dapat tumbuh dan besar serta menjadi bank yang sehat dengan kapitalisasi pasar yang besar.
“Dalam periode recovery ini, selain memperbaiki kualitas kredit dan funding, bagaimana kita juga dapat membangun transaction business yang kuat dimulai dari value chain mortgage yang menjadi core competence dari Bank BTN,” kata Kartika dalam siaran pers, Jumat (29/1/2021).
Untuk itu, Tiko menilai, kekuatan Bank BTN pada pembiayaan properti harus tetap diperluas pada ekosistem value chain mortgage juga customer based.
Menurut dia, bisnis bank BTN yang berpusat pada bisnis pembiayaan perumahan dapat berjalan asalkan tekun menangkap aliran transaksi dalam ekosistem perumahan.
“Namun, saya menekankan untuk CASA di mana Bank BTN menargetkan sekitar Rp 270 triliun pada road map, untuk itu transformasi cabang untuk menggalang CASA agar dapat memperoleh funding flow yang sehat dengan cost yang lebih murah harus ditingkatkan," tutur Tiko.
Plt Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu mengungkap, bank bersandi saham BBTN ini juga menyusun roadmap menjadi The Best Mortgage Bank in South East Asia pada tahun 2025.
Road map tersebut terdiri dari peningkatkan low-cost funding sebesar dua kali lipat menjadi Rp 270 triliun, mendorong keterjangkauan akses perumahan bagi lebih dari 6 juta masyarakat, dan membangun one stop shop financial solution untuk bisnis terkait perumahan.
Selanjutnya BTN akan menjadi inovator digital dan home of Indonesia’s best talent serta membangun portofolio kredit yang berkualitas tinggi dan menurunkan rasio kredit macet.
“Roadmap tersebut kami susun dengan mempertimbangkan sejumlah faktor di antaranya pencapaian Bank BTN tahun 2020 dan faktor makroekonomi dengan prospek pertumbuhan 5-5,5 persen," ungkap Nixon.
Selain pertumbuhan ekonomi, fakto makroekonomi lainnya adalah tingkat suku bunga acuan BI 7DRRR yang dipertahankan pada tingkatan akomodatif dan berdetaknya sektor riil.
Faktor tersebut akan membuat proyek pembangunan perumahan yang sebelumnya sempat tertunda, khususnya perumahan segmen menengah atas, akan kembali aktif.
Pihaknya berharap sekitar 172 sektor turunan properti dapat kembali bergairah.
“Semoga ini juga akan mendorong kebijakan stimulus lanjutan yang akan lebih berdampak pada sektor properti yang dampaknya akan diikuti oleh sekitar 172 industri turunannya tersebut,” jelas Nixon.
Adapun di tahun 2021 ini, Bank BTN menargetkan beberapa pertumbuhan, antara lain pertumbuhan kredit sebesar 8 persen, DPK sebesar 10 persen, laba menyentuh angka Rp 3 triliun, dan rasio coverage dapat hingga sekitar 125 persen.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Cara Reset Canon IP 2770 Paling Mudah
Berkenalan Dengan Istilah Information Retrival Pada Pemrograman