Harta kekayaan tidak melulu bicara uang dalam bentuk fisik, emas batangan hingga berkilo-kilogram. Namun juga termasuk surat berharga.
Dengan mendekap surat berharga, berarti Anda memiliki aset aktif yang dapat menghasilkan pundi-pundi uang dari kupon atau bunga. Imbal hasil ini biasanya dibayarkan secara periodik.
Apa Itu Surat Berharga?
Mengutip laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), surat berharga adalah sebuah dokumen yang memiliki nilai uang yang diakui dan dilindungi oleh hukum. Tujuannya untuk kepentingan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan, atau sejenis lainnya.
Selain digunakan sebagai alat pembayaran, fungsi utama surat berharga adalah sebagai surat legitimasi. Sebab surat berharga tersebut adalah panduan bagi pemegang surat yang dianggap sebagai pihak yang dapat melakukan atau memilki hak tertentu.
Jenis-jenis Surat Berharga
Jika menilik Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), jenis-jenis surat berharga antara lain wesel, surat sanggup, cek, kwitansi, saham, konosemen, delivery order (DO).Sementara di luar KUHD, surat berharga meliputi, bilyet giro, travel cheque, kartu kredit, letter of , sertifikat deposito, dan sertifikat reksadana.
Nah, dewasa ini banyak orang menggenggam surat berharga dalam bentuk saham juga Surat Berharga Negara (SBN), sesuai Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Mereka investasi atau menanamkan modal pada surat berharga tersebut.
Sebetulnya surat berharga apapun yang Anda pegang, itu bernilai. Masuk sebagai harta kekayaan ataupun aset aktif yang diperhitungkan.
Jadi, kalau ingin investasi pada surat berharga, sesuai saham, SBN, obligasi, reksadana, ketahui tips berikut ini, sesuai dikutip dari Cermati.com.
Tips Memulai Investasi Surat Berharga
1. Tetapkan tujuan investasi
Mau investasi, harus tahu dulu apa tujuannya. Jadi gak asal investasi, taruh duit, selesai. Apalagi ikut-ikutan akibat pompom dari orang lain.
Tetapkan tujuan investasi. Misalnya ingin investasi surat berharga untuk dana pensiun, biaya pendidikan anak, DP rumah, biaya menikah, atau lainnya.
Dengan begitu, Anda akan serius melakukannya sehingga dapat hingga tujuan investasi tersebut. Selanjutnya tetapkan jangka waktunya.
Investasi pada surat berharga biasanya jangka menengah dan panjang agar hasilnya maksimal. Tetapi ada juga yang jangka pendek, 2 tahun misalnya Saving Bond Ritel (SBR) yang dijual pemerintah.
2. Kenali profil risiko Anda
Jika Anda termasuk orang yang berani mengambil risiko, senang dengan tantangan, dapat memilih saham sebagai instrumen investasi. Tetapi, sebaliknya.
Bila Anda merupakan tipikal orang yang cari aman, maunya untung, tidak mau rugi besar, dapat membeli SBN, sesuai SBR, ORI, sukuk negara. Sebab investasi pada instrumen tersebut, dijamin bunga dan pokoknya oleh negara. Jadi, tidak ada risiko gagal bayar.
Satu hal yang perlu Anda ingat bahwa setiap investasi pasti ada risikonya, walau tingkatannya rendah atau kecil. Kalau mau untung besar, tentu berbanding lurus dengan risikonya.
3. Lakukan diversifikasi produk
Dalam investasi, jangan hanya mengandalkan satu instrumen saja untuk meminimalisir kerugian. Contohnya jika sudah investasi surat berharga saham, Anda perlu melakukan diversifikasi produk dengan investasi pada instrumen yang rendah risiko, misalnya emas.
Kalau harga saham lagi rontok, emas termasuk investasi safe haven, jadi Anda tidak terlalu rugi besar. Dengan kata lain, sesuai subsidi silang.
Atau saat Anda cuan dari saham, hasilnya dapat digunakan lagi untuk membeli ORI. Dengan demikian, Anda dapat meminimalisir kerugian bila suatu saat harga saham sedang anjlok.
Bisa juga hasil dari investasi untuk modal usaha, sehingga dapat memberi keuntungan lagi untuk mewujudkan tujuan investasi Anda.
4. Selalu update informasi terkini
Informasi yang berkaitan dengan perekonomian, politik, dan sosial biasanya akan berdampak langsung pada instrumen investasi surat berharga. Jadilah investor yang rajin membaca agar tidak ketinggalan informasi terkini dari dalam juga luar negeri.
Anda dapat memperoleh informasi dari media massa, media sosial, internet, dan lainnya. Dengan begitu, Anda dapat mengambil keputusan yang tepat untuk investasi Anda.
Konsisten Menyisihkan Uang
Memulai investasi, berarti Anda harus siap dengan dananya. Anda mesti konsisten menyisihkan uang untuk investasi.
Maka dari itu, berinvestasi lah sesuai kemampuan. Jika Anda mampunya menyisihkan 10% dari gaji setiap bulan, tak mengapa, yang penting rutin.
Toh memulai investasi tidak harus langsung modal besar. Dimulai dari modal kecil dulu. Daripada bela-belain utang buat investasi, lalu rugi, malah jadi beban keuangan.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Mengatasi Whatsapp Business Sering Error dan Diblokir Sendiri
Mengenal Pengertian dan Istilah Syntax Dalam Pemrograman
(KOM)(MLS)