Informasi Seputar Bisnis Indonesia

Senin, 08 Maret 2021

Terbaru, Sempat Tembus 70 Dollar AS, Harga Minyak Ditutup Melemah

Terbaru, Sempat Tembus 70 Dollar AS, Harga Minyak Ditutup Melemah

Harga minyak mentah ditutup melemah pada sesi perdagangan Senin (8/3/2021) waktu setempat, (Selasa pagi WIB). Dilansir dari Bloomberg, harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman April turun 1,04 dollar AS atau 1,6 persen menjadi 65,05 dollar AS per barrel di di New York Mercantile Exchange. Pelemahan juga terjadi untuk harga minyak mentah acuan global, Brent, untuk pengiriman Mei turun 1,12 dollar AS atau 1,6 persen menjadi 68,24 dollar AS per barrel di London ICE Futures Exchange.

Penyerangan fasilitas tangki minyak milik Saudi Aramco sempat mendongkrak harga minyak mentah Brent menembus level 70 dollar AS per barrel, level tertinggi sejak 14 bulan terakhir.

Meskipun Kementerian Energi Arab Saudi memastikan, serangan yang dilakukan Pasukan Houthi Yaman itu tidak merusak fasilitas kilang, akan tetapi serangan itu sempat membuat harga minyak bergerak liar.

Serangan itu menjadi yang paling serius sejak fasilitas utama dan dua ladang minyak diserang pada September 2019. Ras Tanura adalah terminal minyak terbesar di dunia. Dari terminal itu, Arab mampu mengekspor sekitar 6,5 juta barrel per hari atau hampir 7 persen dari permintaan minyak dunia.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Mengatasi Whatsapp Business Sering Error dan Diblokir Sendiri

Contoh Penerapan Algoritma Enkripsi AES di Pemrograman PHP


(KOM)(MLS)

Share:

Minggu, 07 Maret 2021

Sedang Viral, "Di Saat Seperti Ini Kebijakan Fiskal Perlu Jalan Duluan..."

Sedang Viral, "Di Saat Seperti Ini Kebijakan Fiskal Perlu Jalan Duluan..."

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai risiko ketidakpastian ekonomi yang tinggi selama masa Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama lambatnya penurunan suku bunga kredit perbankan. Ekonom Indef Eko Listiyanto mengungkapkan, sekalipun bank sudah menurunkan suku bunga, hal tersebut tidak akan menggairahkan kinerja sektor riil lantaran kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Dia bilang, sektor swasta tetap berhati-hati dalam melakukan ekspansi bisnis, utamanya bila sumber dana merupakan utang dari perbankan yang memiliki kewajiban cicilan.

"Di saat sesuai ini kebijakan fiskal perlu jalan duluan mengatasi pandemi dan mendorong daya beli, baru kemudian sektor perbankan akan mengikuti seiring optimisme yang mulai pulih," kata Eko dalam siaran pers, Senin (8/3/2021). Eko berpendapat, relatif tingginya biaya dana dan operasional di Bank BUMN juga menjadi salah satu penyebab lainnya bank enggan buru-buru merespons kebijakan suku bunga acuan BI. Pada Desember 2020, tercatat BOPO perbankan berada di kisaran 86,58 persen. Hal ini menggambarkan besarnya biaya operasional bank di tengah sempitnya ruang pendapatan operasional saat pandemi. "Kondisi ini memang membuat bank tidak cepat merespons (rigid/kaku) penurunan suku bunga Acuan BI," tuturnya. Kendati, bank sudah berusaha menurunkan suku bunga dasar kredit (SBDK) meski nilainya tak serendah suku bunga acuan BI. Tercatat SBDK perbankan telah mengalami penurunan secara bertahap per masing-masing segmen. SBDK korporasi Januari 2021 sebesar 9,08 persen turun dari 10,30 persen pada Januari 2019. Sementara itu, SBDK ritel Januari 2021 sebesar 9,94 persen turun dari 11,05 persen pada Januari 2019. Adapun SBDK KPR Januari 2021 sebesar 9,80 persen turun dari posisi 10,91 persen pada Januari 2019.

"Jadi, walaupun bunga acuan BI (BI-7DRR) diturunkan 125 bps sepanjang 2020, akan tetapi bunga kredit hanya turun 83 bps," tutur Eko.

Senada dengan Eko, Chief Economist BRI Anton Hendranata menyebut, penurunan suku bunga kredit tidak akan cukup mendongkrak pertumbuhan kredit untuk menopang pemulihan ekonomi. Jika kita mau mengakselerasi pertumbuhan kredit, lanjut Anton, syarat kecukupan dan tambahannya ialah dorong kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan daya beli secara signifikan. Makanya, stimulus ekonomi melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 masih sangat dibutuhkan. Bantuan sosial, bantuan langsung tunai, dan program padat karya adalah jalan terbaik, cepat, dan relatif mudah implementasinya di lapangan. "Hal ini cukup efektif mendorong kembali belanja masyarakat level bawah karena kecenderungan mengonsumsi (marginal propensity to consume/MPO)-nya tinggi," imbuh Anton.

Lebih lanjut kata Anton, pengalaman tahun 2020 menjadi pelajaran berharga agar realisasi dana PEN 2021 lebih baik dibandingkan 2020. Anggaran PEN di tahun 2021 harus dapat mengakselerasi permintaan yang relatif lemah di 2020. Realokasi anggaran ke sektor yang terbukti ampuh mendorong permintaan domestik menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi. "Oleh karena itu, mendongkrak kembali permintaan masyarakat dan daya belinya, serta pengendalian pandemi Covid-19 adalah kunci utama mendorong pertumbuhan kredit," sebut Anton.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Cara Reset Canon IP 2770 Paling Mudah

Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id


(KOM)(MLS)

Share:

Sabtu, 06 Maret 2021

Ternyata [POPULER MONEY] Impor Beras Setelah Serukan Benci Produk Asing | Ribuan Alumni Kartu Prakerja Jadi Wirausaha

Ternyata [POPULER MONEY] Impor Beras Setelah Serukan Benci Produk Asing | Ribuan Alumni Kartu Prakerja Jadi Wirausaha

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyerukan kampanye masyarakat benci produk asing sebagai wujud untuk mendukung perekonomian dalam negeri.

Pernyataan tersebut dihinggakan Jokowi dalam pidatonya saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2021 pada Kamis (4/3/2021).

Jokowi menyebut, kampanye cinta produk Indonesia dan benci produk luar negeri perlu digaungkan supaya masyarakat loyal terhadap hasil karya anak negeri.

Namun, tak lama kemudian, pemerintah mengumumkan akan mengimpor beras 1 juta ton.

Hal ini dianggap kontradiktif dengan penyataan presiden sebelumnya.

Selain berita tersebut, ada juga beberapa berita lainnya yang masuk deretan populer Money hari ini, Minggu (7/3/2021).

1. Usai Serukan Benci Produk Asing, Pemerintah Umumkan Buka Impor Beras

Beberapa hari setelah Jokowi menyerukan benci produk luar negeri, Kementerian Perdagangan mengeluarkan pernyataan bahwa RI akan membuka impor beras sebanyak 1 juta ton.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan, rencana impor ini telah disepakati dalam rapat koordinasi terbatas.

Kemendag bahkan telah mengantongi jadwal impor beras tersebut.

Menurut dia, impor beras akan digunakan untuk menambah cadangan atau pemerintah menyebutnya dengan istilah iron stock.

Klik di sini untuk baca selengkapnya.

2. Hindari Skimming, Nasabah BCA Diimbau Ganti Kartu ATM Lama ke Kartu ATM Chip

PT Bank Central Asia Tbk atau BCA mendorong nasabah pemegang kartu ATM BCA atau kartu Paspor BCA untuk diganti ke kartu ATM berbasis chip sebelum 31 Desember 2021.

Hal ini dilakukan guna mengantisipasi skimming atau tindak kejahatan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab, saat nasabah melakukan transaksi.

Penukaran kartu dapat dilakukan di hampir 900 mesin CS Digital BCA yang tersebar di seluruh Indonesia ataupun di kantor cabang BCA. 

Klik di sini untuk baca selengkapnya.

3. 19.500 Alumni Kartu Prakerja Jadi Wirausaha dan Bakal Dapat KUR

Pemerintah akan memfasilitasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi mantan penerima program Kartu Prakerja ini.

Langkah ini diambil pemerintah sebagai bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam menyediakan skema pembiayaan yang mudah dan murah.

KUR merupakan kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur individu, badan usaha dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak tetapi belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup.

Pemerintah mendorong skema pemberdayaan berkelanjutan, salah satunya melalui fasilitasi program KUR bagi wirausaha alumni peserta Program Kartu Prakerja yang terkena PHK.

Klik di sini untuk baca selengkapnya.

4. Berputar-putar 1 Jam, Lion Air Surabaya-Ambon Dialihkan ke Sorong

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-786 dari Surabaya sempat gagal mendarat di Ambon, Sabtu (6/3/2021).

Pesawat ini sedianya mengambil rute dari Bandara Internasional Juanda Surabaya dengan tujuan Bandara Pattimura Ambon.

Ketika hendak mendarat, pesawat tersebut hanya berputar-putar di langit.

Hal ini terungkap dari pengakuan salah seorang penumpang pesawat tersebut, Saleh Ismail Mukadar. 

Ia menyebut, pesawat sebenarnya sudah tiba di wilayah udara Ambon sekitar pukul 14.00 WIT. Hanya saja, pendaratan tak kunjung terjadi. 

Lantas, apa penyebabnya? Klik di sini untuk baca selengkapnya.

5. Jokowi Heran: Saya Ngomong Benci Produk Asing, Begitu Saja Ramai

Presiden Jokowi mengungkapkan, boleh saja menyampaikan kecintaan terhadap produk Indonesia dan ketidaksukaan pada produk asing.

"Kemarin, saya hinggakan untuk cinta produk Indonesia, untuk bangga terhadap produk Indonesia, dan boleh saja kita bilang tidak suka pada produk asing, masa kita tidak boleh bilang tidak suka, kan boleh saja tidak suka pada produk asing," kata Jokowi dilansir dari Antara, Sabtu (6/3/2021).

Kecintaan terhadap produk dalam negeri dan kebencian terhadap produk asing juga Jokowi nyatakan dalam peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 pada Kamis (4/3/2021).

"Begitu saja ramai, saya ngomong benci produk asing, begitu saja ramai. Boleh kan tidak suka produk asing," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Klik di sini untuk baca selengkapnya.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Ini Berbagai Macam Jenis Iklan di Internet yang Perlu Kamu Ketahui

Kenali Berbagai Macam Tipe Data yang Ada di Bahasa Pemrograman


(KOM)(MLS)

Share:

Jumat, 05 Maret 2021

Ternyata Jokowi: Jangan Sampai Proyek Pemerintah dan BUMN Pakai Barang Impor

Ternyata Jokowi: Jangan Sampai Proyek Pemerintah dan BUMN Pakai Barang Impor

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan pentingnya penggunaan produk-produk dalam negeri.

Jokowi bahkan menyentil proyek-proyek yang dikerjakan pemerintah di kementerian/lembaga dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia telah meminta jajarannya untuk meningkatkan pemakaian produksi dalam negeri.

“Saya juga selalu menyampaikan kepada kementerian dan lembaga, kepada BUMN, semua BUMN untuk memperbesar TKDN (Tingkat Komponen dalam Negeri),” kata Jokowi pada Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII HIPMI Tahun 2021, Jumat (5/3/2021), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, sebagaimana dikutip dari laman Setkab pada Sabtu (6/3/2021).

“Jangan hingga proyek-proyek pemerintah, proyeknya BUMN masih memakai barang-barang impor. Kalau itu dapat dikunci, itu akan menaikkan sebuah permintaan produk dalam negeri yang tidak kecil,” sambungnya.

Ditambah dengan ajakan pada masyarakat untuk cinta dan bangga terhadap produk nasional, ia meyakini Indonesia akan mampu melonjakkan tingkat konsumsi produksi dalam negeri.

Dia menegaskan, Indonesia harus mampu memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri dan daya beli masyarakat yang sangat besar untuk mendongkrak ekonomi nasional.

Dalam kesempatan ini, Jokowi memang kembali mendorong masyarakat untuk menggunakan produk-produk Indonesia dan juga bangga terhadap produksi dalam negeri.

Namun sejalan dengan itu, perlu dilakukan juga peningkatan kualitas produk dengan harga yang kompetitif sehingga dapat bersaing dengan produk sejenis dari luar negeri.

“Untuk menuju kepada sebuah loyalitas konsumen kita pada produk-produk dalam negeri memang ada syarat-syaratnya, kalau harganya kompetitif tentu saja, kalau kualitasnya baik tentu saja. Ini dari sisi produsen harus terus memperbaiki kualitasnya, memperbaiki packaging-nya, memperbaiki desainnya agar dapat mengikuti tren,” terangnya.

Di sisi lain, meskipun menggaungkan gerakan bangga buatan Indonesia, Kepala Negara menegaskan bahwa Indonesia menganut keterbukaan ekonomi.

“Saya tegaskan bahwa kita juga bukan bangsa yang menyukai proteksionisme karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme itu justru merugikan, tetapi kita juga tidak boleh menjadi korban unfair practices dari perdagangan dunia,” tegasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyampaikan, Indonesia selalu mengundang investasi dan teknologi maju untuk masuk ke dalam negeri sehingga dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan alih teknologi. Namun hal tersebut diarahkan ke dalam kerja sama yang saling menguntungkan.

“Kita ini maju bersama-sama, jangan mereka dapat untung, kita jadi penonton. Oleh sebab itu, selalu tadi saya hinggakan partnerkan dengan swasta, kita partnerkan dengan pengusaha daerah, partnerkan dengan BUMN,” tegasnya.

Ia juga menekankan, agar jangan hingga terjadi praktik-praktik perdagangan yang tidak adil apalagi hingga membahayakan UMKM.

“Sekarang ini banyak praktik-praktik predatory pricing, hati-hati dengan ini, dapat membunuh yang kecil-kecil. Itu yang sudah berkali-kali juga saya hinggakan pada Pak Menteri, khususnya Menteri Perdagangan, agar ini betul-betul dipagari,” tandasnya.

Lebih lanjut, Jokowi menjabarkan, dengan jumlah penduduk sebesar 270 juta jiwa, Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat besar.

“Daya beli rakyat kita juga sangat besar, indeks konsumsi konsumen kita juga terus meningkat di angka 84,9 (persen) pada Januari 2021, setelah sebelumnya turun 79 (persen) di Oktober 2020. Konsumsi rumah tangga kita juga sudah menunjukkan sinyal positif,” ujarnya.

Selain itu, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2020 masuk 15 besar PDB dunia dan diprediksi sejumlah lembaga dunia akan menempati posisi 5 besar dengan PDB terkuat di dunia. Perekonomian Indonesia pada tahun 2021 ditargetkan tumbuh pada kisaran 4,5-5,5 persen.

“Perbaikan ekonomi Indonesia yang didukung dari sisi demand ini jangan hingga hanya menguntungkan produk dari luar negeri, tapi justru harus dapat meningkatkan konsumsi produk dalam negeri agar tercipta efek domino, sehingga dorongan untuk menggerakkan roda ekonomi di dalam negeri semakin besar,” ujarnya.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Waspada Keyloger Ada di Sekitar Anda, Jangan Sembarangan Menginput Password

Mengenal Pengertian dan Istilah Syntax Dalam Pemrograman


(KOM)(MLS)

Share:

Advertisement

BTemplates.com

Blog Archive