Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menjalin kerja sama dengan Kementerian BUMN untuk meningkatkan penyerapan produk UMKM oleh perusahaan pelat merah (BUMN).
Kedua kementerian ini sedang menyiapkan skema supaya mempercepat implementasi tersebut.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, ada 2 skema implementasi penyerapan produk UMKM oleh BUMN yang disiapkan kedua kementerian yakni melalui pasar digital dan rantai nilai BUMN.
“Sesuai dengan arahan presiden kemitraan antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian BUMN dalam dua hal tadi supaya dikonkretkan,” ujarnya usai mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansuri, mengutip siaran resminya, Rabu (10/3/2021).
Teten mengungkapkan pasokan produk UMKM dalam global value chain baru hingga 4,1 persen. Diharapkan dengan kemitraan kedua kementerian, dapat berjalan baik sehingga dapat mendorong persentase produk-produk UMKM Indonesia masuk ke global value chain lebih besar lagi.
“Kami belum dapat memperkirakan targetnya berapa. Kami mau develop dulu, kami mau cari peluang-peluang dulu, karena yang diharapkan pertama yang mengintegrasikan produk UMKM dalam rantai pasok itu dimulai dari BUMN,” ucap Teten.
Untuk mendorong peningkatan persentase produk-produk UMKM Indonesia masuk ke global value chain, Kementerian Koperasi dan UKM juga menjalin kemitraan dengan pihak swasta. Terutama dalam hal meningkatkan mutu produk UMKM.
Ia mengakui selama ini sudah ada produk UMKM yang dipasok untuk rem kereta api atau produk untuk menyediakan jaringan transmisi PLN. Produk-produk tersebut tengah diupayakan untuk dikembangkan.
“Akan dikembangkan juga sektor pangan yaitu koperasi pangan, dapat memasok untuk bahan baku Kimia Farma, Bio Farma, dan lain-lain,” kata Teten.
Menkop juga sedang mendorong UMKM memproduksi komponen-komponen spare part dalam jangka panjang yang dapat membangun UMKM berbasis pada pengembangan teknologi yang dibutuhkan industri.
Sementara itu, Wamen BUMN I Pahala N. Mansuri mengungkapkan Kementerian BUMN banyak membutuhkan komponen-komponen juga spare part yang dapat menjadi offtaker bagi Kimia Farma dan Biofarma.
“Salah satu yang dikembangkan adalah industri herbal. Bahan-bahan herbal tadi diproduksi oleh koperasi. Inilah contoh kerja sama kemitraan. BUMN yang lain juga membutuhkan bahan baku yang diproduksi oleh UMKM sesuai Pertamina dan Pindad,” kata Pahala.
Menurut dia, peluang usaha ini akan didorong supaya masuk ke global value chain. Khusus pengadaan produk UMKM difokuskan supaya menyambung dengan mata rantai strategis.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Waspada Keyloger Ada di Sekitar Anda, Jangan Sembarangan Menginput Password
Mengenal Pengertian dan Istilah Syntax Dalam Pemrograman