Pandemi Covid-19 berdampak besar bagi perekonomian dunia. Di Indonesia sendiri, tercatat 19,10 juta penduduk usia kerja terdampak, termasuk pula pekerja yang dirumahkan akibat pandemi yang tak kunjung reda. Nasib serupa sempat menimpa Heri Wijaya, pengajar bimbingan belajar tingkat SD-SMA ini terpuruk akibat pandemi dan harus banting tulang untuk menghidupi keluarganya.
Namun ayah empat anak ini tidak menyerah begitu saja. Dia pun banting stir menjadi wirausaha di bidang pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan. Dalam kunjungan Tim Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Heri mengungkapkan cikal bakal bisnisnya yang berbekal pengetahuan seadanya.
Pria yang tinggal di Pasar Rebo Jakarta Timur ini mulai mencoba mengolah Chicken Katsu dan menjual paket nasi boks. Sebagai ciri khas, dia memberi nama "The Boboko" pada usaha yang baru dirintisnya sejak April 2020. Ibarat jodoh, aksi coba-coba Heri mulai menemukan jalannya setelah dia memperoleh informasi dari media sosial tentang adanya program penumbuhan wirausaha baru dari Ditjen PDSPKP KKP. "Saya tertarik untuk mengikuti program itu dan mendaftar untuk dapat bersaing menjadi binaan Ditjen PDSPKP," ungkap Heri, dalam siaran pers KKP, dikutip Senin (31/5/2021). Berkat kegigihan dan kepercayaan dirinya yang tinggi, Heri pun lolos dan terpilih pada program tersebut.
Heri semakin yakin atas usaha yang dirintisnya setelah menerima materi kewirausahaan, pengolahan produk hasil kelautan dan perikanan mulai dari praktik pengolahan, pengemasan dan penghitungan harga jual hingga digitalisasi bisnis. Tak hanya itu, dia juga dibekali materi tentang perizinan usaha serta menerima fasilitas antara lain sertifikat, pengurusan perizinan usaha (NIB dan IUMK), pembuatan logo dan label usaha, serta pemberian spanduk usaha. "Alhamdulillah, bukan cuma dikasih materi tapi juga didampingi. Hasilnya, saat ini pemasaran sudah mulai meluas melalui media online sesuai Go Food, IG @bobokonasiku dan juga sedang mempersiapkan masuk dalam market place lain sesuai Tokopedia dan Shopee. Selain itu tersedia pula melalui penjualan offline di toko frozen food dan bantuan para reseller," katanya.
Kini, kapasitas produksi usaha Heri hingga 15 kilogram ikan untuk pengolahan bakso ikan dan dimsum per pekan.
Selain itu, dia juga memproduksi 10 kilogram otak-otak Bandeng dan 14 kilogram ayam untuk pengolahan Chicken Katsu dan produk olahan tersebut juga ditambahkan untuk pesanan rice box dan nasi bento. Dengan harga jual bakso ikan Rp 30.000 per pack, otak-otak Bandeng Rp 25.000-Rp 45.000 per ekor, dimsum Rp 30.000 per pack, Chicken Katsu Rp 45.000 per pack, dan ricebox atau nasi bento Rp 20.000 per pack dia membukukan omzet Rp 2,35 juta per minggu. "Omzet ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar," sebut Heri.
Direktur Jenderal PDSPKP Artati Widiarti mengapresiasi keberanian dan kegigihan Heri dalam merintis usaha. Menurut dia, kegiatan penumbuhan wirasauaha pengolahan hasil kelautan dan perikanan yang digarap oleh jajarannya hanyalah jembatan sekaligus komitmen negara dalam membantu masyarakat untuk mengubah tantangan menjadi peluang. "Kita menyiapkan kegiatan ini untuk mengajak masyarakat mengubah tantangan di tengah Covid-19 menjadi peluang," jelas Artati. Kegiatan yang dilaksanakan sejak tahun 2020 tersebut merupakan tindak lanjut dari penjaringan minat wirausaha. Kala itu, program ini diikuti oleh 100 peserta terpilih dari 1.000 pendaftar. Artati berharap, melalui kegiatan penumbuhan wirausaha bidang pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan dapat menjadi pengungkit ekonomi di tengah pandemi. "Sektor kelautan dan perikanan masih terbuka, apalagi kita negara maritim. Jadi disitulah banyak peluang yang dapat dioptimalkan," tutupnya.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Cara Menulis Artikel Otomatis di Blogger