Informasi Seputar Bisnis Indonesia

Jumat, 08 Januari 2021

Sedang Viral, Pertanyaan Jebakan HRD Saat Wawancara Kerja dan Tips Menjawabnya

Sedang Viral, Pertanyaan Jebakan HRD Saat Wawancara Kerja dan Tips Menjawabnya

Resign kerja merupakan salah satu resolusi tahun baru yang dicanangkan banyak orang. Mungkin ada diurutan pertama, kedua, atau kesekian.

Sebelum menyerahkan surat resign, biasanya seseorang sudah bergerak menebar lamaran kerja ke sana kemari. Bahkan ada juga yang sudah melakukan proses wawancara kerja.

Saat tahap wawancara kerja ini, HRD perusahaan selalu menjurus pada pertanyaan menjebak, “Kenapa kamu resign dari kantor lama?”.

Tentu saja pertanyaan tersebut harus dijawab. Kemudian jawabannya tidak mungkin kan sembarangan. Asal njeplak saja.

Misalnya karena kamu tidak suka dengan atasan atau rekan kerja, gaji kecil, atau lantaran manajemen perusahaan bobrok. Kamu perlu mencari jawaban yang pas agar ungkapan resign kesannya tidak bersifat dendam pribadi.

Jika tidak, dapat saja kesempatan menerima pekerjaan di kantor baru gagal total karena jawabanmu. Entah itu karena ungkapan bertele-tele, jawaban kurang mengenakkan, sehingga HRD mempertimbangkan tidak menerimamu bergabung di perusahaan tersebut.

Apalagi di masa pandemi begini. Mencari pekerjaan baru susahnya minta ampun. Jadi, begitu ada kesempatan wawancara kerja, berikan jawaban terbaik pada setiap pertanyaan HRD agar diterima kerja.

Kalau masih bingung, berikut tips menyampaikan ungkapan resign biar enggak lebay sesuai dikutip dari Cermati.com:

Berikan jawaban jujur dan tidak berlebihan

Berbohong di manapun, kapanpun, dan persoalan apapun tidak dibenarkan. Berbohong adalah sikap tidak terpuji. Termasuk buat kamu pelamar kerja.

Hindari berbohong atau mengada-ada terkait ungkapan kamu resign kerja dari kantor lama. Seperti pepatah mengungkapkan, sepandai-pandainya kamu menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga.

Begitupula dengan berbohong. Suatu saat kebohonganmu akan terbongkar. Cepat atau lambat. Sangat mudah bagi HRD perusahaan untuk mencari tahu kebenaran yang ada dari para pelamar kerja.

Oleh karena itu, jangan mencari masalah. Lebih baik hinggakan jawaban yang jujur kenapa kamu resign. Namun dengan bahasa atau kalimat yang baik, sopan, tidak berlebihan.

Contohnya bila ungkapanmu resign karena gaji di kantor lama kecil, maka bilang saja kamu resign lantaran ingin memperoleh gaji yang lebih baik. Dengan resign dan pindah ke kantor lain, saya harap ada peluang untuk itu.

Berikan jawaban secukupnya. Tidak perlu berlebihan, panjang lebar sesuai jalan kereta api, apalagi hingga curhat ke pewawancara kerja.

Hal ini akan menghindarkan kamu dari kesalahan bicara. Jadi, fokus saja pada satu poin ungkapan tersebut.

Hindari jawaban yang menjelek-jelekkan

Pewawancara kerja biasanya pintar memancing pelamar dengan pertanyaan-pertanyaan menjebak, termasuk seputar ungkapan resign kerja. Itulah tugasnya, mencari tahu atau mengulik informasi dari pelamar kerja.

Jika kamu terpancing, maka tanpa sadar kamu akan terbawa pertanyaan tersebut. Hingga akhirnya memberikan jawaban yang menjelek-jelekkan atasan, rekan kerja, juga manajemen perusahaan di kantor lama.

Misalnya ungkapan kamu resign karena tidak cocok dengan bos atau rekan kerjamu. Maka, saat ada pertanyaan tersebut, kamu sesuai bom yang meledak. Langsung bicara bahwa kinerja atasan atau rekan kerjamu buruk, dan hal lainnya yang bersifat negatif.

Percayalah, bahwa dengan cara menjawab sesuai itu, perusahaan tidak akan menerimamu menjadi karyawannya. Mereka berpikir bahwa suatu saat kamu akan bicara hal yang sama ketika kamu kembali mencari pekerjaan baru.

Selain itu, kamu akan dianggap perusahaan tidak profesional. Tidak mampu menempatkan situasi dan kondisi.

Berikan apresiasi pada kantor lama atau atasan

Ketika ditanya ungkapan mengapa resign, sedapat mungkin menyelipkan jawaban yang mengapresiasi kantor lama atau atasanmu.

Misalnya "saya memang diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan keahlian saya di kantor lama, termasuk atasan saya mendukung penuh. Namun saya merasa karier saya tidak akan berkembang, karena jenjang karier tidak jelas. Jadi saya memutuskan untuk resign dan siap menerima tantangan baru demi pengembangan karier saya ke depan".

Jawaban tersebut lebih nyaman didengar oleh pewawancara. Sebab kamu tetap menghargai perusahaan, tempat kamu bukan hanya bekerja untuk memperoleh gaji, tetapi juga ilmu atau skill baru.

Tunjukkan Kamu Punya Perilaku yang Baik

Pewawancara mencari paket komplit pada setiap pelamar kerja untuk bergabung di perusahaannya. Keahlian dan keterampilan memadai, plus memiliki attitude yang baik.Untuk itu, tunjukkan pada pewawancara kerja bahwa kamu si paket komplit tersebut. Karyawan berkualitas yang tetap menghormati dan menghargai perusahaan juga rekan kerja lama meski sudah resign kerja sekalipun.

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Kenapa Wallpaper Ponsel Gelap Sangat Direkomendasikan?? Bisa Menghemat Baterai!

Berkenalan Dengan Istilah Information Retrival Pada Pemrograman


(KOM)(MLS)

Share:

0 komentar:

Advertisement

BTemplates.com

Blog Archive